ANALISIS ARTIKEL KORAN YANG TIDAK MENGIKUTI KAIDAH BERBAHASA INDONESIA YANG BAIK


Berita dalam koran sangat membutuhkan kecepatan dalam penyajianya, sehingga tidak heran setiap saat penulis selalu menemukan aneka kesalahan berbahasa dalam tulisan koran. Kesalahan-kesalahan itu antara lain, menyangkut masalah ejaan dan tanda baca, kata dan frase, kalimat dan paragraf, teknik penulisan ilmiah, serta tidak jarang masalah pertalian bentuk dan makna. Bahasa koran banyak yang mengalami kerumpangan, misalnya tidak tepat penulisan huruf dan tanda bacanya, tidak lengkap kata dan frasenya, tidak efektif kalimatnya, dan tidak logis paragrafnya. Ada dua kecenderungan, mengapa para jurnalis melakukan kesalahan dalam berbahasa. Pertama, rupa-rupanya mereka kurang peduli terhadap bahasa dalam tulisannya sehingga dianggap angin lalu. Kedua, ada tanda-tanda nyata bahwa para jurnalis kurang menguasai kaidah penulisan kebahasaan.

Koran merupakan salah satu media yang membantu pembelajaran bahasa Indonesia kepada masyarakat. Tata penulisan bahasa yang baik sebenarnya sangat dibutuhkan seperti halnya pada penggunaan kaidah-kaidah bahasa, penulisan tanda baca, pemilihan kata, penulisan unsur serapan dan sebagainya. Berita dalam koran sering melibatkan para pejabat birokrat, politikus, praktisi, maupun aparat negara sebagai objek pemberitaan. Beberapa objek berita tersebut ada yang punya gelar – baik titel akademik maupun non akademik – dan ada yang tidak. Beberapa koran lokal khususnya Kendari Pos terbukti selalu melakukan kesalahan menggunakan tanda baca dalam penulisan gelar misalnya tidak memberi titik.
Maka masalah yang akan dianalisis dalam laporan ini adalah bagaimanakah bentuk-bentuk kesalahaan pengunaan tanda baca dalam penulisan gelar pada koran Kendari Pos Edisi 14 Februari 2012? 

Adapun tujuan dari analisis ini adalah untuk mendeskripsikan kesalahan-kesalahan penggunaan tanda baca dalam penulisan gelar pada koran Kendari Pos, dan selanjutnya melakukan pembenaran atas kesalahan tersebut berdasarkan teori dan pendapat yang mendukung. Dan mannfaat yang diharapkan dari analisis :
  • Dapat menguak dan ngingkap kesalahan berbahasa dalam koran,
  • Dapat menjadi masukan bagi penerbit koran sehingga kedepannya tidak terjadi lagi kesalahan penggunaan tanda baca dalam penulisan gelar,
  • Dapat menjadi sumbangan pengetahuan dan informasi bagi masyarakat.
Karena banyaknya kolom pada koran Kendari Pos, agar analisis ini lebih terarah, maka hanya difokuskan pada analisis kesalahan penulisan gelar pada surat kabar Kendari Pos Edisi 14 Februari 2012 pada kolom Edukasi dan Politik.
Metode yang baik akan menghasilkan analisis yang baik pula. Agar analisis ini memperoleh hasil yang optimal digunakan metode yang mencakupi empat hal, yaitu
  • Sasaran dan ancangan penelitian,
  • Data dan sumber data,
  • Metode pengumpulan data, 
  • Metode analisis data, 
  • Metode penyajian hasil analisis data.
Sasaran dan Ancangan Penelitian dalam penelitian ini yang dikaji adalah penulisan gelar dalam koran Kendari Pos. Oleh karena. Ancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kesalahan berbahasa Indonesia sebagaimana yang digunakan para ahli bahasa (Ramlan, 1993; Sudaryanto, 1993; Sugihastuti, 2000). Data dan Sumber data penelitian ini meliputi kesalahan-kesalahan pada koran Kendari Pos pada kolom edukasi dan politik. Data penelitian ini terbatas pada data tertulis.

Ada dua tahapan yang dipakai dalam pengumpulan data penelitian ini. Tahap pertama adalah pengambilan data dari sumber data dengan cara dicatat. Dan tahap kedua penganalisisan data dan upaya pembenahannya. Teknik yang digunakan oleh penulis dalam menganalisis data yaitu dengan analisi kualitatif deskripti. Menganalisis tanpa menggunakan angka-angka namun menjelas secara mendetail. 

Hasil analisis kesalahan penggunaan tanda baca dalam penulisan gelar pada koran Kendari Pos Edisi 14 Februari 2012. 
Analisis kesalahan penulisan gelar pada kolom politik yang menulis berita tentang “Pilwali Kendari Digelar 7 Juli” terdapat kesalahan penulisan gelar yang tampak sangat jelas yaitu seperti pada kalimat ke-2 paragraf dua berbunyi : Ir Mas’udi serta Korda Kota Kendari, Konsel dan Konut, Bosman MH Penulisan gelar ini tidak tepat. Seharusnya :
  • Ir. Mas'udi
  • Bosman, M.H.
Kesalahan diatas sebenarrnya cukup sederhana yaitu pada penulisan gelar yang disingkat seharusnya mengikuti kaidah yang telah ada. Seperti halnya gelar yang disingkat setelah penyingkatannya harus diberi tanda titik.
Pada kolom pendidikan juga ditemukan beberapa kesalahan yang sama yaitu pada penulisan berita yang berjudul “ Sentralisasi Pendidikan Lebih Baik.” Pada paragraf dua berturut-turut yaitu Drs Ansyari dan Rosdiana SPd. yang seharusnya :
  • Drs. Ansyari
  • Rosdiana, S.Pd
Kesalahan yang terjadi merupakan kesalahan penulisan gelar yang disingkat. Seperti di atas, penulisan SPd dikatakan tidak tepat karena SPd itu sendiri merupakan singkatan dari sarjana pendidikan. Singkatan yang ditetapkan yaitu S.Pd.
Terdapat juga kesalahan yang sama pada beberapa tulisan berita dengan topik yang berbeda-beda berikut kesalahan dan pembenarannya :












KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kesalahan tata bahasa yang terdapat dalam koran Kendari Pos Edisi 14 Februari 2012 kebanyakan berkisar pada penggunaan tanda titik untuk gelar , dimana para jurnalis koran ini selalu tidak membubuhkan tanda titik dalam menyingkat gelar akademik seseorang.

SARAN
Sebaiknya dalam menghasilkan tulisan, baik itu opini, jurnal, makalah, proposal, dll. kita harus memperhatikan tata cara penulisan. Oleh karena itu, penulisan harus disesuaikan dengan EYD agar hasilnya bisa menjadi pembelajaran penulisan gelar pada pembaca.