LANGKAH-LANGKAH
PENYEDIAAN DAYA MANUSIA
1. Perekrutan karyawan
Penarikan tenaga kerja adalah langkah pertama di dalam
menyediakan sumber daya manusia bagi organisasi kewiraswastaan setiap kali terdapat
posisi yang kosong.
2. Seleksi calon karyawan
Seleksi tenaga kerja adalah penyaringan awal dari calon
sumber daya manusia yang tersedia untuk mengisi suatu posisi. Tujuannya adalah
untuk memperkecil hingga jumlah yang relatif sedikit calon karyawan dari mana
seseorang akhirnya akan disewa.
3. Pelatihan karyawan
Pelatihan karyawan adalah keterampilan yang diajarkan pihak
perusahaan kepada karyawannya.
4. Penilaian hasil kerja
Penilaian tentang hasil kerja yang telah dilakukan oleh
karyawannya, apakah sesuai dengan yang diharapkan atau belum.
Seleksi
Adalah pemilihan individu untuk disewa dari semua
individu-individu yang telah direkrut. Tahap-Tahap
Proses Seleksi
• Penyaringan Pendahuluan dari rekaman, berkas data, dll
• Wawancara Pendahuluan
• Tes Kecerdasan (intelegence)
• Tes Bakat (Aptitude)
• Tes Kepribadian (Personality)
• Rujukan Prestasi (Performance References)
• Wawancara Dianostik
• Pemeriksaan Kesehatan
• Penilaian Pribadi
PERENCANAAN
Perencanaan adalah proses
mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu,
dan mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi. Tanpa suatu perencanaan
maka proses pengorganisasian, pengarahan, dan pengontrolan tidak dapat berjalan
dengan baik. Seperti yang sudah diketahui pada umumnya bahwa perencanaan adalah
menyusun sebuah rencana yang akan diterapkan pada kegiatan tertentu seperti
acara penting, sampai hal-hal kecil tentunya juga memerlukan rencana meski
rencananya tak sebesar rencana untuk acara penting. Jadi Perencanaan memiliki
tahapan paling penting dari fungsi manajemen itu sendiri, terutama dalam
menghadapi lingkungan eksternal yang berubah dinamis. dalam era globalisasi
ini, perencanaan harus lebih mengandalkan prosedur yang rasional dan sistematis
dan bukan hanya pada intuisi dan firasat.
Perencanaan juga memiliki tujuan yang sudah
dikemukakan oleh Stephen Robbins dan Mary Coulter, Berikut tujuan-tujuan
tersebut :
- Untuk memberikan pengarahan baik untuk manajer maupun karyawan nonmanajerial. Dengan rencana, karyawan dapat mengetahui apa yang harus mereka capai, dengan siapa mereka harus bekerja sama, dan apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi. Tanpa rencana, departemen dan individual mungkin akan bekerja sendiri-sendiri secara serampangan, sehingga kerja organisasi kurang efesien.
- Untuk mengurangi ketidakpastian. Ketika seorang manajer membuat rencana, ia dipaksa untuk melihat jauh ke depan, meramalkan perubahan, memperkirakan efek dari perubahan tersebut, dan menyusun rencana untuk menghadapinya.
- Untuk meminimalisir pemborosan. Dengan kerja yang terarah dan terencana, karyawan dapat bekerja lebih efesien dan mengurangi pemborosan. Selain itu, dengan rencana, seorang manajer juga dapat mengidentifikasi dan menghapus hal-hal yang dapat menimbulkan inefesiensi dalam perusahaan.
- Untuk menetapkan tujuan dan standar yang digunakan dalam fungsi selanjutnya yaitu proses pengontrolan dan pengevalusasian. Proses pengevaluasian atau evaluating adalah proses membandingkan rencana dengan kenyataan yang ada. Tanpa adanya rencana, manajer tidak akan dapat menilai kinerja perusahaan.
Salah
satu maksud dibuat perencanaan adalah melihat program-program yang akan
dijalankan untuk meningkatkan kemungkinanan tercapainya tujuan-tujuan
organisasi di waktu yang akan datang. perencanaan organisasi harus aktif,
dinamis, berkesinambungan dan kreatif, sehingaa manajemen tidak hanya bereaksi
terhadap lingkungan tapi lebih menjadi peserta aktif dalam dunia usaha. Ada
beberapa alasan mengapa perencanaan begitu penting terhadap manajemen
organisasi, Pertama adalah tujuan menjadi jelas dan terarah, semua komponen
atau elemen-elemen dalam organisasi mengetahui dengan baik tujuan yang hendak
dicapai. Kedua adalah semua bagian dalam organisasi akan bekerja ke arah satu
tujuan yang sama, mereka juga memahami prosedur apa yang harus dilakukan yang
sudah disepakati dalam perencanaan. Ketiga adalah menolong dan
mengidentifikasi berbagai hambatan dan peluang, hal ini menuntut organisasi
mempersiapkan tindakan-tindakan antisipasi ke depan. keempat adalah mebantu
pekerjaan menjadi lebih efisien dan efektif, seperti mengatur biaya dan waktu
agar efisien dan efektif. Kelima adalah sebagai aktivitas pengawasan, pekerjaan
harus berjalan sesuai prosedur kerja masing-masing. Keenam adalah membantu
mengurangi risiko dan ketidakpastian, sehingga memperjelas tindakan-tindakan
dan prosedur kerja dan meminimalisir ketidakpastian tersebut.
Manfaat Perancanaan
- Membantu manajemen untuk menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan lingkungan.
- Membuat tujuan lebih khusus, terperinci dan lebih mudah dipahami.
- Meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti.
- Manajer dapat memahami keseluruhan gambaran operasi lebih jelas
- Standar pelaksanaan dan pengawasan
- Pemilihan berbagai alternative terbaik
- Penyusunan skala prioritas, baik sasaran maupun kegiatan
- Menghemat pemanfaatan sumber daya organisasi
- Membantu manajer menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan
- Memudahkan dalam berkoordinasi dengan pihak terkait
- Meminimalkan pekerjaan yang tidak pasti.
Perencanaan
bertujuan untuk:
1. Standar pengawasan, yaitu mencocokan pelaksanaan dengan perencanaannya.
2. Mengetahui kapan pelaksanaan dan selesainya suatu kegiatan.
3. Mengetahui siapa saja yang terlibat (struktur organisasinya), baik kualifikasinya maupun kuantitasnya.
4. Mendapatkan kegiatan yang sistematis termasuk biaya dan kualitas pekerjaan.
5. Meminimalkan kegiatan-kegiatan yang tidak produktif dan menghemat, biaya, tenaga, dan waktu.
6. Memberikan gambaran yang menyeluruh mengenai kegiatan pekerjaan.
7. Menyerasikan dan memadukan beberapa subkegiatan.
8. Mendeteksi hambatan kesulitan yang bakal ditemui.
9. Mengarahkan pada pencapaian tujuan.
1. Standar pengawasan, yaitu mencocokan pelaksanaan dengan perencanaannya.
2. Mengetahui kapan pelaksanaan dan selesainya suatu kegiatan.
3. Mengetahui siapa saja yang terlibat (struktur organisasinya), baik kualifikasinya maupun kuantitasnya.
4. Mendapatkan kegiatan yang sistematis termasuk biaya dan kualitas pekerjaan.
5. Meminimalkan kegiatan-kegiatan yang tidak produktif dan menghemat, biaya, tenaga, dan waktu.
6. Memberikan gambaran yang menyeluruh mengenai kegiatan pekerjaan.
7. Menyerasikan dan memadukan beberapa subkegiatan.
8. Mendeteksi hambatan kesulitan yang bakal ditemui.
9. Mengarahkan pada pencapaian tujuan.
Jenis-jenis perencanaan
1.
Misi
atau Maksud (Mission atau Purpose)
Menggambarkan peranan atau maksud keberadaan
suatu organisasi pada masyarakat tertentu.
2. Tujuan
Merupakan titik akhir dimana
aktivitas organisasi diarahkan. Strategi merupakan rencana umum/pokok untuk
mencapai tujuan organisasi.
3. Kebijakan
Merupakan pernyataan atau
pemahaman umum yang membantu mengarahkan pengambilan keputusan (khususnya cara
berpikirnya).
4.
Prosedur
Merupakan
serangkaian aktivitas atau tindakan, yang lebih mengarahkan tindakan (bukan
cara berpikir).
5. Aturan
Merupakan rencana yang dipilih
dari beberapa alternatif, untuk dilakukan atau tidak dilakukan.
6. Program
Merupakan jaringan kompleks yang
terdiri dari tujuan, kebijakan, prosedur, aturan, penugasan, langkah yang harus
dilakukan, alokasi sumber daya, dan elemen lainnya, berdasarkan alternatif
tindakan yang dipilih.
7. Anggaran
Merupakan rencana yang dinyatakan
dalam angka.
Berdasarkan
luas cakupan masalah yang dihadapi oleh manajer dalam suatu organisasi serta
jangka waktu yang berada dalam suatu rencana,maka rencana dapat digolongkan
dalam 3 bentuk,yaitu:
HENRY FAYOL
Prinsip-prinsip dalam manajemen
bersifat lentur dalam arti bahwa perlu dipertimbangkan sesuai dengan
kondisi-kondisi khusus dan situasi-situasi yang berubah. Menurut Henry Fayol,
prinsip-prinsip umum manajemen ini terdiri dari :
1.
Pembagian kerja (division of work)
2.
Wewenang dan tanggung jawab (authority and responsibility)
3.
Disiplin (discipline)
4.
Kesatuan perintah (unity of command)
5.
Kesatuan pengarahan (unity of direction)
6.
Mengutamakan kepentingan organisasi di atas kepentingan sendiri
7.
Pembayaran upah yang adil (renumeration)
8.
Pemusatan (centralisation)
9.
Hirarki (hierarchy)
10.
Tata tertib (order)
11.
Keadilan (equity)
12.
Stabilitas kondisi karyawan (stability of tenure of personnel)
13.
Inisiatif (Inisiative)
14.
Semangat kesatuan (esprits de corps)
KEUNTUNGAN DAN
KERUGIAN
Keuntungan
dan kerugian dalam pembagian tenaga kerja.
1. Pekerja berspesialisasi dalam tugas tertentu
sehingga keterampilan dalam tugas tertentu
meningkat,
2. Tenaga kerja tidak kehilangan waktu dari satu
tugas ke tugas yang lain.
3. Pekerja memusatkan diri pada satu pekerjaan
dan membuat pekerjaan lebih mudah dan efisien, dan
4. Pekerja hanya perlu mengetahui bagaimana
melaksanakan bagian tugas dan bukan proses keseluruhan produk.
Selain
keutungan pembagian tenaga kerja terdapat juga kerugian pembagian tenaga kerja.
Berikut ini adalah kerugian pembagian tenaga kerja.
1. Pembagian kerja hanya dipusatkan pada
efisiensi dan manfaat ekonomi yang mengabaikan
variabel manusia.
2. Kerja yang terspesialisasi cenderung
menjadi sangat membosankan yang akan berakibat tingkat produksi menurun.
CHESTER BERNARD
Menurut Chester Bernard, akan makin
banyak perintah manajer yang di terima dalam jangka panjang apabila terdapat
hal-hal mengenai saluran formal dari komunikasi digunakan oleh manager dan di
kenal oleh seluruh organisasi.
·
Tiap anggota organisasi telah
menerima saluran komunikasi formal melalui dia menerima perintah.
·
Lini komonikasi antara manager dan
bawahan bersifat secara langsung.
·
Rantai komando yang lengkapdi
gunakan untuk mengeluarkan perintah.
·
Manager memiliki keterampilan
komunikasi yang memadai.
·
Manager menggunakan lini komunikasi
formal hanya untuk urusan organisasional.
·
Suatu pemerintah secara otentik
memang berasal dari manager.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Nobody junk and spam, oke brur !