Sajak

KEHIDUPAN
Disaat surya belum menampakkan terang
Dan butiran-butiran air tertinggal pada dedaunan
Dia mengawali hatinya

                               Dia membasuh wajahnya
                               Mengambil sebatang kayu
                               Yang di ujungnya menempel besi pipih yang kokoh
                               Dan menggendongnya dibahu sebelah kanan

Keluarlah dia
Pintu yang telah lapuk dia buka perlahan
Menimbulkan suara yang nyaring
Angin yang masuk menusuk tulangnya

Berjalan dia
Hanya seorang diri
Menuju tempat biasa
Hamparan lapangan berlumpur yang ditanami benih padi


by: Muhammad Albara